Jumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat. Saat ini mencapai 113,74 juta jiwa dan yang bekerja mencapai 104,49 juta jiwa (BPS, 2009). Pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak, terutama pengelola tempat kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam setiap harinya di tempat kerja.
Rendahnya produktivitas kerja
dianggap akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa menyadari faktor lainnya
seperti gizi pekerja. Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai makna yang
sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta
meningkatkan produktivitas kerja.
Berat ringannya beban kerja
seseorang ditentukan oleh lamanya waktu melakukan pekerjaan dan jenis pekerjaan
itu sendiri. Semakin berat beban kerja, sebaiknya semakin pendek waktu kerjanya
agar terhindar dari kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti atau
sebaliknya.
Melalui kedua parameter tersebut,
dapat dilakukan penghitungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan rumus sebagai
berikut :
(Sumber: PUGS, 2005)
Koreksi berat badan
Contoh: seorang perempuan usia
35 tahun, memiliki berat badan 52 kg dengan aktivitas sedang, maka
kebutuhan energinya adalah:
Kebutuhan energi selama bekerja (8
Jam) adalah 40-50% dari kebutuhan sehari. Bila diterjemahkan kedalam menu
menjadi kebutuhan untuk 1 kali makan dan 1 kali snack. Kebutuhan energi dan
protein selama bekerja seperti tercantum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3. Kebutuhan energi dan
protein selama bekerja (8 jam)
berdasarkan AKG 2004
Kecukupan
Gizi menurut Kondisi Khusus Pekerja
Skema
Kondisi Khusus Pekerja
Kondisi fisiologis
Selama Kehamilan : untuk perkembangan janin, pekerja perempuan yang hamil membutuhkan
tambahan energi dan zat gizi lainnya seperti zat besi dan asam folat.
Perempuan yang berstatus gizi baik dengan tingkat aktivitas ringan-sedang
membutuhkan kalori ekstra 180 kkal/hari pada trimester 1, sedangkan
pada trimester 2 dan 3 dibutuhkan tambahan 300 kkal/ hari.
Selama Menyusui: untuk produksi ASI, pekerja perempuan yg hamil membutuhkan
tambahan energi dan zat gizi lainnya. Selama enam bulan pertama, seorang
ibu menyusui membutuhkan energi tambahan 500 kkal/ hari dan 550 kkal/hari pada
6 bulan berikutnya.
Kondisi tertentu
Anemia Besi: untuk pekerja anemia gizi besi diberikan suplemen tablet besi
dengan dosis 60 mg 2 kali seminggu sampai anemia teratasi. Selain itu,
pekerja dianjurkan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya zat besi
seperti hati, daging, ikan, ayam, telur dan sayuran hijau. Khusus bagi
pekerja perempuan, untuk mencegah anemia dianjurkan pemberian tablet besi
dengan dosis 60 mg per minggu selama 16 minggu setiap tahun. Selama masa haid
diberikan 60 mg zat besi tiap hari.
Kelebihan Berat Badan: perlumelakukan perencanaan makan atau diet rendah kalori
seimbang. Pengaturan pola makan sehat dilakukan dengan mengurangi asupan
lemak dan mencukupi komposisi bahan makanan dengan metode gizi seimbang, yaitu
cukup sumber karbohidrat, protein dan lemak serta cukup vitamin dan
mineral. Porsi kalori terbesar diusahakan dikonsumsi pagi dan siang
hari. Konsumsi sayuran dan buah perlu diperbanyak karena buah banyak
mengandung serat dan vitamin, namun sedikit kandungan kalorinya. Makanan
selingan sebaiknya diberikan berupa buah-buahan. Susu yang dikonsumsi
sebaiknya adalah susu rendah lemak. Olahraga secara teratur dan rutin
perlu dilakukan. Olah raga apapun baik namun jenis yang disarankan adalah
olahraga aerobik karena dapat membakar kalori lebih banyak. Sebaiknya olahraga
dilakukan 4-5 kali seminggu selama 20-30 menit karena dengan durasi tersebut
pembakaran kalori baru dapat terjadi.
Kondisi di tempat kerja
Lembur dan Shift Kerja : Bagi
pekerja yang lembur selama 3 (tiga) jam atau lebih diberikan makanan dan
minuman tambahan, berupa makanan selingan yang padat gizi. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang menjalani shift
kerja malam, termasuk pekerja perempuan yang bekerja antara pukul 23.00-07.00.
Risiko Lingkungan Kerja
Beberapa faktor risiko lingkungan
kerja yang menunjukkan pengaruh terhadap gizi kerja adalah:
- Suhu: tempat kerja dengan suhu tinggi akan terjadi penguapan yang tinggi sehingga pekerja mengeluarkan banyak keringat. Karenanya perlu diperhatikan kebutuhan air dan mineral sebagai pengganti cairan yang keluar dari tubuh. Untuk mencegah dehidrasi disarankan untuk minum air, konsumsi sayur dan buah.
- Pengaruh bahan kimia: Bahan-bahan kimia tertentu dapat menyebabkan keracunan kronis, akibatnya: menurunnya nafsu makan, terganggunya metabolisme tubuh dan gangguan fungsi alat pencernaan sehingga menurunkan berat badan. Oleh karena itu dibutuhkan tambahan zat gizi. Hal ini juga terjadi pada para pekerja yang mengalami gangguan psikologis.
- Bahan radiasi mengganggu metabolisme sel sehingga diperlukan tambahan protein dan antioksidan untuk regenerasi sel.
- Parasit dan mikroorganisme: Pekerja di daerah pertanian dan pertambangan sering terserang kecacingan yang dapat mengganggu fungsi alat pencernaan dan kehilangan zat-zat gizi sehingga dibutuhkan tambahan zat gizi.
Standar Penyediaan Makanan Bagi
Pekerja